Pengertian postmodernisme, “penyimpangan”
modernisme yang menjadi konteks lahirnya postmodernisme. Kata modernisme
mengandung makna serbamaju, gemerlap, progresif. Pengertian ini tidak
berlebihan, karena modernisme berkaitan dengan bentuk-bentuk kebudayaan yang
ditandai dengan rasionalisme, positivisme, empirisme, industri, dan kecanggihan
teknologi.
postmodernisme diperkenalkan oleh Jean F.
Lyotard dalam bukunya The Postmodern Condition, A Report on Knowlegde (1979).
Lyotard mengartikan “postmodernisme” sebagai “ketidakpercayaan terhadap segala
bentuk narasi besar; penolakan filsafat metafisis, fiilsafat sejarah, dan
segala bentuk pemikiran yang mentotalisasi… sampai Hegelianisme, Liberalisme,
Marxisme, dan isme-isme lainnya. Postmodernisme sambil menolak pemikiran yang
totaliter, juga “menghaluskan kepekaan terhadap perbedaan dan memperkuat
kemampuan toleransi terhadap perbedaan dan memperkuat kemampuan teloransi
terhadap kenyataan yang tak terukur. Prinsipnya lalu bukanlah homologi para
ahli, melainkan paralogi para pencipta. Sejak buku ini terbit, perdebatan
postmodernisme mencuat hingga kini.
Pemikiran Lyotard berkisar tentang
posisi pengetahuan di abad ilmiah kita, khususnya tentang cara legitimasikan
melalui yang disebutnya “narasi besar” seperti kebebasan, kemajuan emansipasi,
kaum proletar, dan sebagainya. Metanarasi itu, menurut Lyotard, telah mengalami
nasib yang sama dengan narasi-narasi besar sebelumnya seperti religi,
negara-kebangsaan, keunggulan Barat, dan sebagainya, yang sulit dipercaya.
Dengan kat lain, dalam abad ilmiah ini narasi-narasi besar menjadi tidak
mungkin, khususnya narasi tentang peranan dan kesahihan ilmu itu sendiri.
Maka nihilisme, anarkisme dan pluralisme
“permainan bahasa” pun merajalela. Yang perlu ditunjukan sekarang adalah
kepekaan baru terhadap perbedaan-perbedaan dan keberanian melawan segala bentuk
totalisme. Dengan pandangan macam itulah, Lyotard membawa istilah
“postmodernisme” ke dalam medan diskusi filsafat lebih luas. Sejak saat itu
segala kritik atas pengatahuan universal atas tradisi metafisik, fondasionalisme
maupun atas modernisme, diidentikan dengan “postmodern”. Oleh sebab itu,
istilah “postmodernisme dibidang filsafat dan ilmu pengetahuan memang ambigu;
ia menjadi sekedar istilah yang memayungi hampir segala kritik atas modernisme,
meskipun satu sama lain berbeda. Dengan demikian, istilah postmodernisme
dipahami sebagai “Segala bentuk refleksi kritis atas paradigma-paradigma modern
dan atas metafisika pada umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar