Tanya Jawab Tentang Musikalisasi Puisi


Oleh : Musafir Isfanhari
(guru musik)

Ada beberapa istilah Musikalisasi Puisi, ada yang menyebutkan Poetry Singing, Tembang Puitik, Musik Puisi, musisi Amir Pasaribu menyebutkannya Musiklisasi Syair, atau barangkali ada istilah yang lain. Kegiatan bermusikalisasi puisi sudah berlangsung cukup lama, bahkan Sunan Kalijaga juga sudah memusikalisasikan puisi,banyak ajaran sunan Kalijaga yg berupa syair, ditembangkan (Latief Noer, “Musik Puisi Dari Istilah ke Aksi” / Musik Puisi jalan Pintas Menuju Sukses, Penerbit Pustaka Sastra LkiS Yogyakarta 2005).

Selain itu, dalam catatan sejarah musik dunia, pada jaman Renaissance (abad ke 14 sampai abad ke 17) “Para komponis Renaissance membuat musik untuk menekankan arti dan emosi dari teks lagu, sebagai contoh: kata kata puitis seperti “NAIK KESORGA” biasanya akan diwakili dengan serangkaian notasi yang bergerak meninggi dst” (“Catetan Musik Musik Reaniassance” http://ignatantri.multiply.com). Sementara itu, dalam catatan sejarah musik Indonesia modern, musikalisasi puisi sudah ada sejak tahun 1940-an.

Ada bermacam macam model proses penciptaan musikalisasi puisi.
Untuk lebih jelas dan memudahkan memahami apakah Musikalisasi Puisi itu, tulisan ini dibuat dalam bentuk tanya jawab.

Pertanyaan Satu: Apakah yang dimaksud dengan Musikalisasi Puisi itu ?

Jawab Satu : Musikalisasi puisi adalah suatu kegiatan penciptaan musik berdasar sebuah puisi, sehingga pesan yang ada dipuisi tersebut makin jelas maknanya. Dalam perkembangannya, memberikan syair pada sebuah melodi yang sudah ada juga dikategorikan sebagai Musikalisasi Puisi.
Pertanyaan Dua : Sejak kapan ada bentuk komposisi Musikalisasi Puisi ?.
Jawab Dua : Dalam catatan sejarah musik Indonesia modern, tahun 1940-an awal Musikalisasi. Adalah komponis Cornel Simanjuntak bekerja sama dengan sastrawan Angkatan Pujangga Baru Sanusi Pane menghasilkan beberapa karya musik seriosa, antara lain : Kemuning, Oh Angin.
Pertanyaan Tiga : Apakah ada contoh yang lain?
Jawab Tiga : Ada, ditahun 1960-an, pemusik FX Soetopo berkolaborasi dengan penyair Kirdjomulyo menghasilkan lagu lagu Seriosa Puisi Rumah Bambu, Elegie dan lain lain. Juga sastrawan Taufiq Ismail ditahun 1970-an bekerja sama dengan grup musik Bimbo mencipta lagu lagu Pop Nasyid/rohani, menghasilkan antara lain Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Sajadah Panjang, Rindu Rosul dll.
Pertanyaan Empat : Proses penciptaan, musik dulu kemudian dibuat syairnya, atau syair dulu kemudian dibuat musiknya?.
Jawab Empat : Dua duanya. Seorang pemusik tertarik pada puisi yang sudah lebih dulu ada, kemudian dibuatkan musiknya. Atau pemusik menawarkan musiknya kepada penyair, untuk dibuatkan puisinya.
Pertanyaan Lima : Contohnya?.
Jawab Lima : Beberapa puisi ciptaan Chairil Anwar menarik perhatian pemusik RAJ Soedjasmin dan FX Soetopo. Karya puisi tersebut adalah “Aku” dan “Lagu Biasa” ditulis musiknya oleh RAJ Soedjasmin, serta “Cintaku Jauh Dipulau” ditulis musiknya oleh FX Soetopo. Hanya sayangnya kedua pemusik itu adalah pemusik seriosa. Sehingga karyanya (walau bagus) tidak dikenal.
Pertanyaan Enam : Apa faktor kesulitan menulis lagu untuk Musikalisasi Puisi?.
Jawab enam : Seperti dalam kalimat puisi/prosa (ada Bab, alinea, kalimat, anak kalimat, koma, titik dll). Musik juga mempunyai bagian bagian seperti itu. Bagian terkecil dari sebuah lagu disebut Motif, Motif adalah sekelompok nada yang terkelompok kurang lebih dua birama/bar.Dua motif digabung, menjadi Phrase (Frase). Ada dua macam Frase, yaitu frase Tanya (Antecedent Phrase) dan Frase Jawab (Consequent phrase). Kedua macam Frase tersebut kalau digabung menjadi Periode. Dua Periode digabung menjadi Lagu.

Pemusik dan penyair harus saling paham tentang bagian bagian dari karyanya. Rangkaian (motif) musik dan rangkaian (motif) syair harus sama. Karena kalau tidak sama akan mengakibatkan pengertiannya jadi berbeda, atau bahkan tidak bisa dipahami. Contoh kasus : sebuah lagu judul RINDU. Perhatikan rangkaian (motif) syairnya : Rindu lukisan/mata suratan/ hatiku nan merindu. Kita semua pasti susah memahami dan memaknai maksud dari syair tersebut. Mengapa?, karena rangkaian (motif) musik dan rangkaian (motif) syair tidak sama. Sekarang kalau kita ubah sedikit, maka akan lebih jelas artinya. Rindu lukisan mata/ suratan hatiku nan merindu. Contoh yang lain : lagu berjudul First Love. Perhatikan rangkaian (motif) syairnya : They all say I’m not the same/ kid I used to be. Seharusnya kata Kid tergabung dalam rangkaian (motif) syair pertama (they all say I’am not the same kid/ I used to be), tetapi karena rangkaian (motif) musiknya tidak mencukupi, maka kata Kid diikutkan kerangkaian (motif) musik kedua. Persoalannya selesai, tapi maknanya jadi tidak jelas.

Pertanyaan Tujuh : Adakah hal lain yang harus dipahami ?
Jawab Tujuh : Ada, yaitu pemusik dan penyair harus memperhatikan gerak melodi, dan gerak syair. Contoh kasus : Lagu “Naik Kepuncak Gunung”. Perhatikan syairnya : Naik naik ke puncak gunung/ tinggi tinggi sekali. Pada kata kata tinggi tinggi sekali gerak pola melodi justru bergerak turun. Contoh yang lain, lagu “Bintang Kecil”,. Perhatikan kalimat syairnya : Bintang kecil di langit yang tinggi. Pada kata yang tinggi gerak pola melodi juga bergerak turun. Kalau saja pola melodi juga bergerak naik, tentu pas dengan pesan syairnya. Meminjam ungkapan kalimat yang dipakai musisi Amir Pasaribu : “Komponis harus lebih berhati hati dengan estetis nalurinya, agar musiknya tidak merusak suasana syair”. Jadi tidaklah sederhana menciptakan sebuah lagu yang diambil dari sebuah puisi, perlu pendalaman sehingga tidak terjadi kasus seperti yang dicontohkan d atas.

Pertanyaan Delapan : apa masih ada lagi hal yang harus diperhatikan bagi peminat Musikalisasi puisi?
Jawab Delapan : Kalau mungkin seorang komponis bisa menciptakan musik dan sekalgus syairnya, sehingga terjadi kesinambungan yang pas antara makna syair dengan pola melodi musiknya (walau tidak selalu). Seperti yang dilakukan komponis Amerika keturunan Italia Gian Carlo Menotti yang merangkap Komponis, Libretor, Conductor,repetitor dan Sutradara. Selain itu yang juga harus diperhatikan adalah interval (loncatan nada) jangan terlalu jauh, misalnya sampai satu oktaf. karena bisa menyulitkan penyanyinya.Contoh : Lagu Hari Merdeka, Mars Korpri.

Pertanyaan Sembilan : Ebiet G Ade, ada komentar?
Jawab Sembilan : Ebiet, adalah seniman yang komplit, penyair yang bagus (kalimat kalimatnya sangat puitis), dan pemusik juga bagus (lagu lagunya sangat melodius). Kalimat syair dan kalimat musik seiring dan sejalan. Dinamikanya nyambung.
Pertanyaan Sepuluh : Ada tugas untuk kami ?
Jawab sepuluh : Ya, dibawah ini ada dua puisi. Satu puisi anak anak dan satu puisi dewasa. Coba praktekkan Musikalisasi puisi. Beri melodi yang pas, sehingga pesan syairnya lebih ekspresif.

¡Compártelo!

0 komentar:

Buscar

 
SASTRA PERUBAHAN Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger