Teater JAB mulai membuka cakra Musikalisasi Puisi di Jogja pada Minggu (11/12/2011) kemarin di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta dengan mengadakan konser yang bertajuk "Konser Musik Puisi Indonesia".
Kita ketahui dI Yogyakarta, Musikalisasi Puisi mulai hadir pada era 1960-1970. Musikalisasi puisi mulai deperkenalkan Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu Landu Paranggi, kelompok kampungan Bengkel Teater Rendra, Teater Dinasti bersama Emha Ainun Najib (setelah mengusung musik puisi bersama PSK), SABU dan kelompok lain yang menunjukan tajinnya dalam karya.
Saat ini, tidak sedikit kelompok musik puisi bermunculan di Yogyakarta. Sebut saja As Sarkem, Kinnara, Lakukita, Sobaya Ethnik Religion, Urban Musik Kustik (UMK-UNY) dan Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB).
JAB yang di gawangi oleh Sulaiman Subaweh sejak 2005 silam kembali menelurkan karyanya yang kedua yang sebelumnya telah mencetuskan album pertama yang berjudul “Tanah Air Mata” dengan 8 lagu. Kini kembali dengan lagu dan teman baru yang di usungnya. Gendernyapun mempunyai gaya yang berbeda dengan yang pertama meski tetap mempertahankan eksistensi yang sama. Di TBY sejarah itu tercatat dan menjadikan Musikalisasi puisi tersebut memberikan cahaya baru. Musikalisasi Puisi yang diatur untuk membantu meringankan siswa dan mahasiswa juga secara umum dalam memahami puisi ini, mencoba meraba dengan nada-nadanya.
Salah satu tujuan diadakannya konser ini adalah untuk meneguhkan kembali kota Yogyakarta sebagai kota yang merupakan tonggak awal lahirnya musik puisi. Yogyakarta telah melahirkan sastrawan dan seniman besar. Selain itu juga untuk meluncurkan album Musikalisasi puisi Teater JAB yang ke-2 dengan judul "Rindu tak Terucap".
Masih ada beberapa lagu yang digarap oleh Teater JAB. Mungkin akan diluncurkan pada Album ke tiga nanti. Oranganisasi UAD ini tetap akan membentuk mahasiswa yang mampu menjadikan musikalisasi puisi tetap berjawa.
0 komentar:
Posting Komentar